Indonesia Salah Satu Sumber Spam Terbanyak

 Laporan terbaru yang diterbitkan perusahaan keamanan Sophos menyebutkan, Asia saat ini menjadi top ‘kontributor’ serangan spam yang terjadi di internet. Lebih dari setengah dari total spam yang beredar secara global berasal dari Asia.

Dalam laporannya, Sophos mengatakan bahwa prosentase spam yang berasal dari Asia naik menjadi 50,1 persen pada kuartal tiga 2011, meningkat tajam jika dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu yang hanya 35,1 persen.

Meskipun Amerika Serikat masih menjadi negara dengan sumber spam terbanyak, negara-negara Asia rupanya menyumbang porsi yang cukup signifikan dari keseluruhan email spam yang beredar. Lihat saja Korea Selatan, kini duduk di peringkat kedua sebagai sumber spam terbanyak setelah AS, dengan kontribusi 9,6 persen.

Beberapa negara Asia – Indonesia, Pakistan, Taiwan dan Vietnam – masuk dalam daftar sumber spam terbanyak sejak kuartal ketiga 2010. Sementara itu di posisi tiga ada India dengan prosentase 8,8 persen.

Graham Cluley, senior Konsultan Teknologi Sophos mengatakan, statistik ini menunjukkan bahwa semakin banyak orang yang online di Asia namun mereka tidak melakukan langkah yang tepat untuk melindungi komputer mereka. Menurut Cluley, spam yang mencoba menyusupi akun email sangat bervariasi, mulai dari yang iklan yang menjengkelkan hingga serangan yang benar-benar berbahaya. Kasus terburuk, pesan spam dirancang untuk menginfeksi komputer korban dengan Trojan atau phishing.

Terkait penyebaran, mayoritas email spam banyak didistribusikan oleh botnet, yaitu jaringan dari komputer zombie yang terinfeksi atau dioperasikan oleh spammer.

Nah, komputer user berisiko menjadi botnet jika mereka tidak mengupdate software antivirus dan menginstal patch keamanan terbaru. Sebab serangan spam tidak hanya melanda email tapi juga layanan jejaring sosial, salah satunya dimanfaatkan untuk menyebarkan survey yang menghasilkan uang lewat pesan spam.

Jika Anda mendapat pesan spam, sebaiknya cek settingan filter email Anda dan pastikan software keamanan Anda aktif dan sudah diinstal dengan patch keamanan terbaru. Lalu jangan pernah tergoda untuk membeli apapun yang ditawarkan email spam. Sophos juga memperingatkan bahwa botnet bisa digunakan oleh penjahat cyber untuk melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS).

Berikut ini daftar 12 negara dengan sumber spam terbanyak pada kuartal 3 (Juli – September 2011):
1. Amerika Serikat  11.3%
2. Korea Selatan  9.6%
3. India  8.8%
4. Rusia  7.9%
5. Brazil  5.7%
6. Taiwan  3.8%
7. Vietnam  3.5%
8. Indonesia  3.3%
9. Ukraine  3.1%
10. Romania  2.8%
11. Pakistan  2%
12. Italia  1.9%
13. Lainnya  36.3%

[via Sophos]

80% Virus yang Beredar Adalah Trojan

 Ternyata, sebanyak 80% virus atau malware yang beredar di jaringan adalah Trojan. Demikian menurut laporan yang dihimpun PandaLab yang mengidentifikasi lebih dari 6 juta sampel malware baru selama Januari hingga Maret 2012.

Apa itu Trojan? Ini adalah jenis virus komputer yang menginfeksi gadget kita tanpa kita sadari, dan diam-diam merusak dari dalam. Biasanya Trojan akan menyamar dalam bentuk file atau program seperti pada PDF, sehingga user tidak tahu bahwa itu virus berbahaya. Jenis ini juga tidak mereplikasi diri seperti worm atau virus kebanyakan.

Dulu, jenis worm memang terbanyak menginfeksi komputer, tapi selama tiga bulan belakangan ternyata Trojan lebih mendominasi. Definisi malware sendiri sudah semakin blur sejak para kriminal cyber melakukan banyak inovasi, dan kini Trojan menjadi bagian yang lebih besar dari serangan malware di masa lalu. PandaLabs menemukan satu jenis virus yang mereka sebut sebagai “Trojan Polisi”, di mana banyak korban menerima  pesan seolah-olah dari Departemen Keadilan Amerika yang menginformasikan bahwa mereka telah melanggar hukun dengan mengakses situs pornografi anak-anak, sehingga harus membayar denda tertentu jika tak ingin komputernya di-banned.

Menurut PandaLabs, negara yang komputernya paling banyak terinfeksi malware adalah China (54,10%), Thailand (47,15%), dan Turki (42,75%). Disusul kemudian oleh Rusia, Peru, Ekuador, Spanyol, Argentina, Polandia, dan Chili.
 
[via securitynewsdaily]

Korea Selatan, Negara dengan Virus Komputer Terbanyak!

Korea Selatan adalah negara yang komputernya paling banyak terinfeksi virus! Maka hati-hatilah jika berniat untuk membawa laptop kesana. Demikian menurut studi yang dilakukan Panda Labs, firma antivirus asal Spanyol. Dari semua negara di dunia, negeri ginseng tersebut menduduki urutan pertama, yakni 57% komputernya terinfeksi virus. Baru kemudian diikuti oleh tetangganya, China, dengan 52%, kemudian Taiwan, 43%. Angka ini dihasilkan Panda Labs melalui analisanya selama April-Juni 2012.

Di belakang mereka adalah Bolivia, Honduras, Turki, Ekuador, Rusia, Slovakia , dan Polandia. Rata-rata infeksi virus yang dialami seluruh komputer di dunia adalah 32%. Amerika dan Meksiko mengalami penurunan infeksi, masing-masing 30%. Sementara Kanada 25%.

Swiss adalah negara dengan jumlah infeksi paling rendah, yakni 18%, diikuti Swedia 19%, disusul Norwegia, Inggris, Uruguai, Jerman, Irlandia, Finlandia, Hungaria, dan Belanda.

Yang menarik, mayoritas negara dengan angkah infeksi rendah adalah negara dengan teknologi maju, kecuali Korea Selatan. Seperti kita tahu, negara tersebut cukup maju di bidang teknologi informasi, namun mengherankan bahwa angka infeksi virus komputernya juga sangat tinggi.

Studi lain yang pernah dilakukan juga menghasilkan data yang tak terlalu meleset, di mana Korea Selatan menduduki urutan kedua negara yang paling terinfeksi virus komputer, disusul Guatemala, Vietnam dan Indonesia.

Korea Selatan dapat dikatakan sebagai negara kaya tapi “kotor”. Baik firma sekuritas komputer Panda maupun Norman berspekulasi bahwa kondisi negara tersebut yang berbatasan dan “bermusuhan” dengan Korea Utara membuatnya selalu dalam keadaan perang teknis. Sistem komputer pemerintah, militer, dan industri Korea Selatan, dalam kondisi darurat untuk diserang lawan. Inilah yang membuatnya berpotensi untuk diserang virus. Sebagai contoh, pada Maret 2011, sebanyak 40 situs Korea Selatan, termasuk situs milik bank-bank besar, mengalami serangan denial-of-service secara besar-besaran. Pada bulan yang sama, sejumlah malware menyerang sistem komputer bandara di sana.

Warga Jakarta Paling Bawel di Twitterland Sedunia!

Para pengicau Jakarta ternyata paling aktif di Twitterland! Mereka kuasai 2% lebih dari kicauan seluruh kota-kota di dunia. Menurut perhitungan Semiocast, kota-kota di dunia berkontribusi 27% dari total twit sedunia. Kota lain di Indonesia yang tidak kalah cerewet di Twitter adalah Bandung, yang menduduki urutan ke-6 daftar kota paling aktif ngetwit sedunia.

Aktifnya kicauan warga Twitter Jakarta ini mengalahkan Tokyo yang berada di urutan ke-2, dan London di urutan ke-3. Disusul dengan Manchester  dan New York di peringkat 4 dan 5.

Untuk urutan negara, Indonesia menduduki urutan ke-5 dalam hal jumlah pengguna Twitter, setara dengan 29,4 juta akun. Negara dengan jumlah pengguna Twitter terbanyak adalah Amerika Serikat, Brasilia, Jepang, dan Inggris.

Studi Semiocast yang berbasis di Paris ini mengungkap hingga Juni 2012, total warga Twitterland adalah setengah miliar akun, mencakup 140 juta akun di Amerika Serikat sendiri. Jepang dan Korea tergolong negara yang paling lambat pertambahan akunnya.

Semiocast telah menganalisa 517 juta profil user Twitter yang dibuat sebelum Juli 2012, dan 1,058 miliar twit yang diposting sejak 1 Juni-30 Juni 2012. Dilakukan klasifikasi berdasar lokasi, zona waktu, bahasa, dan koordinat GPS.

Brasil adalah negara yang paling banyak terdapat akun baru Twitter, dengan perkembangan dari 33,3 miliar di Januari 2012 menjadi 41,5 miliar di Juli 2012. Negara ini berkontribusi 8% dari total seluruh akun Twitter. Gap antara jumlah akun Twitter Indonesia dengan Inggris sangat dekat, Inggris dengan 32,2 miliar, dan Indonesia 29,4 juta. Apakah kamu tergolong pengicau yang cerewet di Twitter?

[via Semiocast]

Play Safe, Pelindung Anak di Smartphone Android

 Smartphone Android kini makin tren saja. Banyak aplikasi menarik, dengan tampilan lucu, membuat anak-anak tergoda untuk ikut memainkan ponsel pintar ini. Android memang menyediakan banyak aplikasi khusus anak-anak, seperti games, menggambar, cerita, dan banyak lagi. Masalahnya, bagaimana agar anak-anak tidak sembarang mengakses aplikasi yang tidak sesuai dengan usianya?

Tersedia Play Safe, aplikasi Android yang mampu mengatur jenis aplikasi apa saja yang layak diakses anak-anak. Play Safe bisa diunduh gratis dari Google Play. Jika sudah terinstal pada smartphone kita, maka Play Safe akan muncul dalam bentuk kotak khusus yang berisi daftar aplikasi khusus anak-anak. Arahkan anak kita untuk selalu memulai akses dari sini.

Jika ingin log out dari aplikasi ini, yakni ketika anak-anak sudah tidak memakainya, cukup menekan logo selama 3 detik saja. Anak yang berusia lebih tua akan paham dan bisa saja melakukannya, maka pengembang aplikasi juga berencana untuk melengkapi aplikasi ini dengan password pelindung. Dengan password, anak tak bisa dengan mudah keluar dari Play Safe untuk mengakses aplikasi lain yang belum layak untuk usianya.

Play Safe dapat berjalan di smarphone berbasis Android versi 2.2 ke atas. Dengan aplikasi ini, orang tua tak perlu lagi mengawasi terus-menerus atau merasa was-was saat anak-anak mereka mulai bermain dengan smartphone.
 
[via PCWorld]

3 Alasan Kenapa Android Lebih Aman bagi Anak-anak


Ada beberapa pertimbangan bagi orang tua sebelum memberikan perangkat mobile apa yang cocok untuk anak-anak. Faktor keamanan adalah salah satunya. Tahukah Anda bahwa sistem operasi Android ternyata lebih aman bagi anak-anak dibanding iOS? Ya, Android dianggap lebih banyak memberi keleluasaan bagi orang tua untuk mengatur dan memonitor akses bagi anak-anak mereka.

Apa saja kelebihan Android dibanding iOS? Ini dia:

1. Mengatur apa yang boleh dan tidak

Anak-anak usia belia belum mampu mengetahui konten apa saja yang boleh diakses atau tidak. Di sinilah peran orang tua dibutuhkan. Pada memang ada aplikasi parental control, di mana sejak tahun lalu Apple memungkinkan user memblokir akses ke sejumlah aplikasi. Namun tetap ada kemungkinan aplikasi itu terhapus. User juga tidak dapat membatasi aplikasi ke video dan musik.
Sementara di Android user dapat melakukan kontrol lebih jauh dengan bantuan aplikasi tambahan. Sistem operasi ini lebih fleksibel bagi developer untuk mebambah aplikasi lain demi keamanan anak. Sebagai contoh aplikasi Family Guardian  yang mampu menyembunyikan sejumlah aplikasi yang tidak ingin diketahui anak-anak. Aplikasi ini juga dapat memblokir konten tertentu yang dianggap belum pantas bagi anak. Hal seperti ini tak mungkin dilakukan di iPhone dan iPad.

2. Didesain untuk anak dan orang tua

Belum lama ini Techno Source merilis tablet Android bagi anak usia 5 tahun ke atas, Kurio 7.  Tablet ini berpenampilan sama dengan tablet Android Samsung atau HTC, hanya disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Pada produk ini khusus dihadirkan aplikasi untuk anak-anak, dengan pembatasan situs pada browser. Profilnya pun dapat disesuaikan dengan usia anak. Ada juga yang sudah dirilis Amazon, Kindle FreeTime bagi Kindle Fire HD tablets yang memang didesain khusus bagi anak-anak. Berarti pengembang Android memang sangat memikirkan bagaimana perangkat-perangkat ini bisa nyaman bagi anak-anak maupun orang dewasa.

3. Lebih ekonomis

Di luar dua kelebihan di atas, ada nilai plus lagi pada Android bagi orang tua, yakni dari sisi ekonomi. Banyak smartphone atau tablet Android dengan harga jauh lebih terjangkau dibanding yang berbasis iOS. Seperti kita tahu, anak-anak masih sering bersikap ceroboh pada perangkat elekronik. Akan sayang rasanya jika memberinya perangkat berharga mahal. Nah, kini banyak tablet dan smartphone Android dengan harga yang lebih terjangkau. Baik fitur maupun aplikasi yang tersedia pun tidak kalah dengan iOS.
 
[via Mashable]

Orang Suka Belanja Diam-diam Lewat Perangkat Mobile

Orang cenderung melakukan belanja online melalui perangkat mobile ketimbang komputer biasa. Bisa jadi karena perangkat mobile seperti smartphone atau tablet lebih praktis dan menarik ketimbang desktop? Tidak juga, alasan utamanya adalah karena perangkat mobile lebih bisa menjaga privasi.

Sebuah survei yang melibatkan 2200 orang dewasa Amerika menyatakan bahwa 3 dari 5 user perangkat mobile menggunakan gadgetnya untuk berbelanja. Perangkat mobile itu adalah iPhone, iPad atau ponsel berbasis Android, dan tablet PC lain. Survei ini diadakan oleh Harris Interactive dan Apigee, perusahaan pengembang software aplikasi mobile untuk Gilt, Walgreens dan eBay . Buku, barang elektronik, dan kartu ucapan adalah yang paling banyak dibeli oleh para responden.

Alasan utama mereka suka berbelanja online melalui perangkat mobile adalah, bisa melakukan transaksi dimana saja, kapan saja. Sebanyak 50% dari responden mengemukakan alasan tersebut. Sebesar 48% dari mereka menyatakan dengan perangkat mobile lebih mudah membandingkan harga di toko online dengan di toko sesungguhnya.

Alasan agar bisa berbelanja tanpa diketahui suami atau istri dikemukakan 25% responden. Ada juga 14% responden yang bilang bahwa belanja melalui perangkat mobile tidak bikin mereka malu atas barang yang dibeli. Sementara 12% responden mengaku suka berbelanja secara diam-diam saat jam kerja.

Wah ternyata berbelanja online sudah dianggap suatu aktivitas yang butuh privasi tersendiri ya. Bagaimana dengan Anda?

[via technewsdaily]

India Salip Jumlah Pengguna Facebook Indonesia

 Indonesia sudah lama didapuk sebagai pengguna Facebook ke-2 terbesar di dunia setelah Amerika Serikat. Namun kini India berhasil menyalip Indonesia dan mengambil alih posisi tersebut.

Menurut data statistik terbaru dari Socialbakers, India kini menggantikan posisi Indonesia sebagai pengguna Facebook kedua terbesar di dunia dengan jumlah 43,49 juta. Sedangkan peringkat Indonesia kini bergeser ke peringkat 3 dengan jumlah pengguna Facebook 43,06 juta, hanya selisih empat ratus ribuan user saja dari India. Di puncak teratas, masih diduduki oleh Amerika Serikat dengan total pengguna Facebook mencapai 155,7 juta.

Jika diperhatikan, jumlah kenaikan pengguna Facebook di India sangat signifikan. Pada bulan Juni 2010 saja, jumlah pengguna Facebook di India baru mencapai 18 juta. Setahun kemudian, pada bulan Juni 2011, jumlah pengguna India naik drastis menjadi 34 juta. Rata-rata, jumlah pengguna Facebook di India bertambah 50.000 user setiap harinya dalam 7 bulan terakhir.

Sama seperti di Indonesia, dilihat dari sisi usia, mayoritas pengguna Facebook di India saat ini didominasi oleh anak muda berusia 18 – 24 tahun, dengan prosentase 49 persen, disusul usia 25 – 34 tahun sebanyak 27 persen.

Facebook sendiri saat ini telah membuka pusat layanan (support center) di Hyderabad, India. Ini adalah kantor pertama Facebook di Asia.

Setelah Amerika Serikat, India dan Indonesia, negara lain yang masuk dalam daftar 10 negara dengan jumlah pengguna Facebook terbanyak adalah: Brazil (37,9 juta), Meksiko (32,03 juta), Turkey (31,24 juta), Inggris (30,24 juta), Filipina (27,59 juta), Perancis (23,59 juta) dan Jerman (22,60 juta).
 
[via mydigitalfc]

Benua Manakah Penyumbang Facebooker Terbanyak?

Kepopuleran Facebook belumlah pudar. Penggunanya bahkan makin meroket dalam hitungan jam dan hari hingga menembus angka 637 juta user. Bagaimanakah perkembangan pengguna Facebook di tiap-tiap benua serta negara mana sajakah yang paling progresif kenaikannya dalam rentang waktu 6 bulan?

Mengacu pada SocialBakers yang menghitung data statistik pengguna Facebook berdasar benua, didapatlah hasil sebagai berikut. Benua Afrika dinobatkan sebagai benua paling dinamis karena dalam kurun waktu 6 bulan, lebih dari 50% user baru dari 25 juta total Facebooker di sana muncul. Di benua tersebut, pertumbuhan Facebooker yang sangat kencang dialami oleh Mesir (mengingat revolusi Januari lalu) di mana terdapat 1,6 juta user baru, diikuti oleh Nigeria (1,4 juta user ) dan Afrika Selatan (750 ribu user).

Benua kedua yang paling dinamis terkait jumlah pengguna Facebook ialah Asia dengan India menjadi negara paling cepat pertumbuhannya (9 juta user). Indonesia menyusul dengan pertambahan pengguna Facebook baru sebanyak 8,2 juta user, kemudian disusul Filipina (6,6 juta user).

Amerika Selatan duduk di posisi ke-3 dengan Brasil yang tercatat paling besar pertumbuhannya yakni 7,1 juta user baru, lalu Argentina (2 juta) dan Peru (1,8 juta user). Amerika Utara serta Amerika Tengah memproduksi pengguna Facebook baru sebesar 18% di mana Amerika menjadi juaranya (20 juta user), diikuti Meksiko (7 juta user) dan Kanada (1,4 juta user).

Bagaimana dengan di Eropa? Negara yang paling cepat pertumbuhan Facebookernya ialah Jerman. Dalam 6 bulan, user barunya mencapai 5,2 juta, kemudian Polandia (2,45 juta) lalu Spanyol (1,8 juta).

Dengan hanya 5,1% prosentase pengguna user baru, Australia dinobatkan jadi benua yang paling lamban pertumbuhan Facebookernya. Facebook di benua tetangga kita tersebut hanya memperoleh 381 ribu user baru dan New Zealand dengan 97 ribu user.

Dari data statistik yang dihimpun SocialBakers tersebut bisa disimpulkan bahwa Afrika dan Asia menyumbang pengguna Facebooker yang paling banyak serta dinamis. Nama Facebook makin tenar terutama akhir-akhir ini di mana ia menjadi media berkekuatan besar yang berperan dalam gerakan sosial dan revolusi di Mesir dan negara-negara lainnya.

[via Stumbleupon]

Pengguna Ponsel Negara Berkembang Melesat 1500%!


Remaja di negara berkembang lebih menggilai ponsel ketimbang negara maju. Apa ya artinya? Sudah bukan rahasia bahwa penggunaan ponsel di kalangan remaja sudah sedemikian menggila. Tapi, apa betul remaja di negara berkembang lebih gila ponsel ketimbang remaja di negara maju?

“Ada lebih dari 6 miliar pengguna ponsel hari ini. Tapi angka tersebut akan melebihi jumlah populasi manusia dunia,” demikian menurut laporan World Bank baru-baru ini. Padahal 12 tahun lalu hanya ada kurang dari 1 miliar pengguna ponsel di seantero dunia. Kini, tiga per empat dari seluruh populasi dunia memiliki akses ke ponsel.

Pengguna ponsel di negara berpenghasilan rendah dan menengah telah mengalami lonjakan lebih dari 1500% sejak tahun 2000 dan 2010. Tentu saja besar kemungkinan bahwa 1 orang memiliki lebih dari 1 ponsel atau 1 nomor.

Komunikasi suara masih menjadi penggunaan utama berponsel, kemudian disusul dengan SMS atau pesan teks. Pada tahun 2010 saja, hampir 5 triliun pesan teks terkirim. Layanan ini setidaknya berkontribusi 80% bagi pendapatan pihak operator, yang setara dengan 106 miliar dolar AS.

Siapakah yang membuat ponsel digilai di negara berkembang? Ternyata para remaja belia. Di negara berkembang, sebanyak 29% pengguna ponsel adalah remaja berusia di bawah 15 tahun. Sementara di negara berpenghasilan tinggi, pengguna ponsel usia belia hanya ada 17% saja. Fakta ini menunjukkan bahwa negara berkembang telah bertumbuh menjadi lebih kaya, sehingga lebih banyak orang dapat memiliki ponsel untuk lebih dari sekadar bertelepon.

Menurut World Bank, ini berarti cukup besar bagi negara-negara berkembang, sebab dapat menciptakan lebih banyak kesempatan bagi lapangan kerja dan pendidikan.

Seiring dengan makin banyaknya pengunaan ponsel, maka harga ponsel pun kian terjangkau. Jumlah jaringan juga berlipat ganda dalam penyediaan bandwidth setiap 18 bulan, meluas ke area pedesaan. Ini artinya akses internet lebih banyak, dan aplikasi yang diunduh pun bertambah. Fakta ini, menurut para studi, mampu memperkuat jumlah pengguna dan meningkatkan kemampuan ekonomi.

[via Mashable]

30% Populasi Dunia = Warga Dunia Maya


Pernah merasa penasaran, berapa banyak orang online di seantero dunia ini? Apa yang mereka lakukan? Go-gulf.Com merangkai sejumlah data dari beberapa riset statistik online, dan mendesainnya menjadi sebuah infografik menarik. Riset ini melibatkan sebanyak 30% dari populasi dunia yang sudah menjadi warga dunia maya. Mereka coba menyibak, apa saja yang dilakukan warga cyber ini.

Ya, ternyata populasi dunia maya saat ini sudah mencapai lebih dari dua miliar orang, tepatnya 2.095.006.006 orang, atau mewakili 30% dari populasi global secara keseluruhan. Dari angka tersebut, rata-rata menghabiskan waktu 16 jam per bulan untuk mengakses internet. Tapi di Amerika Serikat sendiri, bisa menghabiskan waktu 32 jam sebulan atau dua kali lipatnya.

Nah, dari warga cyber itu, dari negara mana saja mereka berasal? Masih didominasi negara maju. Sebanyak 85% warga Inggris sudah bisa menikmati fasilitas sebagai warga dunia maya. Disusul kemudian oleh Jerman (81%), Prancis (80%), Amerika Serikat (79%), Rusia (43%). Baru kemudian di belakangnya ada Brazil (40%), China (34%), Nigeria (28%), dan India (7%).

Apa saja yang mereka lakukan di internet?  Situs jejaring sosial ternyata menjadi yang paling menarik perhatian. Ini terbukti dengan paling banyaknya situs-situs social media diakses, yakni sebanyak 22%. Lalu orang juga suka melakukan pencarian di search engine (21%), atau sekadar membaca-baca konten web (20%). Aktivitas lain yang cukup banyak dilakukan di internet adalah saling berkirim email dan komunikasi (19%), mengunjungi situs multimedia (13%), dan berbelanja online (5%).

Google masih menjadi situs yang paling banyak diklik, yaitu dengan unique visitor 153.441.000 per bulan. Tempat kedua diduduki oleh Facebook, 134.664.000 per bulan. Baru kemudian disusul Yahoo. MSN, YouTube, AOL, Wikipedia, Apple, dan Ask.

Selain data statistik di atas, ada juga sejumlah fakta menarik yang tersibak. Yaitu sebanyak 56% user Facebook menggunakan Facebook untuk memata-matai temannya atau orang lain. Pengguna Facebook di Brazil terbukti memiliki rata-rata teman paling banyak, yakni 481 terman per orang. Sedangkan user Facebook Jepang mempunyai teman paling sedikit, hanya 29 per orang orang.

Ternyata orang di China paling banyak menghabiskan waktu buat online shopping, yaitu 5 jam per minggu. Fakta menarik lain, dalam sehari terkumpul 1 miliar data hasil search di Google.  Dari social media, ada 250 juta twit perhari di Twitter, dan 800 juta update Facebook per hari.  Dan cukup banyak pula orang yang senang mengunggah film ke internet, terbukti ada 60 jam durasi film diunggah ke YouTube setiap 1 menit.  Yang menonton pun tidak kalah banyaknya, sebab ada 4 miliar view per hari di YouTube. Wow, cukup sibuk juga ya warga dunia online kita setiap harinya.
 
[via socialmediaportal]

Ada 6 Miliar Ponsel Aktif di Seluruh Dunia!


Tahukah Anda, saat ini sudah ada setidaknya 6 miliar ponsel yang aktif di seluruh dunia, bahkan lebih. Demikian data yang dilansir oleh International Telecommunications Union (ITU). Sementara jumlah populasi manusia sedunia adalah 7 miliar orang. Berarti,  rata-rata nyaris semua manusia memiliki ponsel. Faktor utama mengapa ponsel jadi semacam alat yang wajib dimiliki adalah karena biaya data mobile dan harga ponsel itu sendiri terus mengalami menurunan, sehingga makin terjangkau oleh banyak orang di negara berkembang.

Laporan dari Ars Technica berdasarkan data tahunan ITU menggambarkan bagaimana teknologi mobile saat ini tengah mengubah wajah dunia. Di negara seperti Brazil, Ghana, Rwanda dan Kenya, adopsi ponsel telah berkembang mencapai dua digit pada tahun 2011. Sementara di China dan India pelanggan ponsel sudah mencapai 1 miliar di masing-masing negara tersebut.

Teknologi mobile juga membantu orang-orang di negara berkembang bisa mendapatkan akses online. Rata-rata biaya untuk broadband di suatu rumah sudah menghabiskan 40% dari income bulanan sebuah keluarga di negara berkembang. Dan semakin lama biaya broadband mobile kian mudah dan mudah diakses, setidaknya bagi paket data terbatas. Adopsi broadband mobile sudah mencakup 32% secara global, dan 24% di negara berkembang pada tahun 2011.

Dan semua angka-angka itu akan terus bertuumbuh.  Asal tahu saja, studi yang dilakukan oleh Gartner memprediksikan setidaknya ada 1 miliar smartphone yang siap dipasarkan ke seantero dunia pada 2012. Sedangkan data dari Canalys memperlihatkan pada tahun 2011 jumlah ponsel pintar yang terjual lebih banyak ketimbang PC. Sementara Cisco memperkirakan bahwa pada akhir 2012 jumlah smartphone di planet bumi akan lebih banyak dari yang pernah dipikirkan manusia selama ini.

Negara mana yang dianggap cukup mampu mengadopsi teknologi informasi paling canggih? Ternyata jawabannya adalah Korea Selatan. Sementara Amerika Serikat justru ada di urutan ke-14. Indonesia sendiri berada di urutan 101, di bawah Afrika Selatan, dan di atas Kenya.
 
[via Mashable]

Akan Ada 1,2 miliar Smartphone & Tablet di 2013


Siapa sebenarnya peminat smartphone dan tablet PC? Jika Anda menjawab remaja, maka Anda salah. Ternyata peminat utama dua perangkat yang tengah naik daun itu adalah kaum pebisnis. Ya, menurut perusahaan riset teknologi Gartner, para pekerja dan pebisnis adalah kalangan yang paling banyak membeli smartphone dan tablet PC. Bahkan diperkirakan akan ada 1,2 miliar perangkat tablet dan smartphone terjual pada 2013 mendatang.

“Budaya konsumerisme yang melanda dunia teknologi informasi tidak dapat dihentikan lagi,” komentar perusahaan tersebut. Kombinasi penjualan smartphone dan tablet PC menguasai 70% dari keseluruhan perangkat yang terjual pada 2012. Diperkirakan hingga akhir tahun ini total penjualannya mencapau 821 juta unit.

Baik smartphones  maupun tablet tidak akan menggantikan PC secara keseluruhan, namun popularitas dan efektifitas kedua perangkat tersebut telah mengubah cara orang menjalankan bisnis dan pekerjaannya,” komentar Carolina Milanesi, salah satu analis Gartner. Peningkatan penggunaan sistem operasi Android akan terus meningkat. Dibayangi oleh iOS, dan Windows 8. RIM dari BlackBerry. Bahkan pada 2016 bisa jadi Windows 8 akan berada di posisi ketiga setelah iOS dan Android.

Gartner juga memprediksikan bahwa 66% pekerja mobile akan memiliki smartphone-nya sendiri pada tahun 2016. Lebih dari setengah smartphone tersebut akan berbasis Android.

Perangkat berbasis Android dan  iOS telah menjadi perangkat utama yang dipakai untuk keperluan bisnis, bahkan mengalahkan BlackBerry. Penjualan tablet pada 2012 ini akan mencapai 13 juta unit, dan akan menjadi tiga kali lipat pada 2016.
 
[via PCWorld]

Bagaimana iOS & Android Menguasai Dunia


Tingkat adopsi konsumen terhadap perangkat iOS dan Android dikatakan merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah teknologi, demikian menurut laporan teranyar firma analisa Flurry.

Bahkan cepatnya adopsi pengguna teknologi smartphone dan tablet ini 10 kali lebih cepat daripada PC pada era 1980-an. Perangkat seperti iPhone, iPad, dan Android juga tiga kali lebih cepat diadopsi penggunanya ketimbang tingkat rata-rata bagaimana orang mengenal Facebook sejak social media tersebut dirilis pada 2007.

Pada bulan Juli 2012 saja, tersebar 640 juta unit perangkat berbasis iOS dan Android di seantero dunia. Flurry sendiri dapat mendeteksi 90% dari semua perangkat yang aktif di seantero dunia melalui database yang terdiri dari 200.000 aplikasi.

Negara mana saja yang memimpin dalam penggunaan perangkat-perangkat ini? Amerika Serikat masih yang teratas dengan jumlah 165 juta unit, disusul China dengan 128 juta unit. Pada sejumlah negara berkembang dan Amerika, diketahui 78% orang berusia 15-64 tahun menggunakan smartphone dan tablet. Negara seperti Brasil, Rusia, India, dan China (BRIC) disinyalir sebagai negara-negara dengan perkembangan jumlah penguna perangkat mobile tertinggi.

Negara BRIC tersebut mewakili 40% populasi dunia yang menjadi bagian dari perputaran ekonomu dunia yang sangat berpengaruh. Adopsi perangkat pintar di China berkembang lebih dari 400% sejak 2011 hingga 2012. Diikuti dengan Brasil, sebesar 220%, kemudian Rusia 189%, dan India 176%.

[via technewsdaily]

Teknologi Digital Tingkatkan Minat Baca

Kehadiran teknologi ternyata membuat minat baca meningkat, khususnya di kalangan usia dewasa muda. Sebuah studi dari Pew Research Center  menyatakan bahwa kelompok usia 16-29 tahun mengalami peningkatan minat baca, sejak maraknya e-book dan perangkat digital e-reader. Makin banyak konten elektronik yang mudah diakses di perangkat mobile, membuat kalangan ini kian suka membaca. Yang dibaca bukan sekadar ringkasan, lho, melainkan juga buku elektronik. Bahkan mereka juga jadi terdorong untuk mengunjungi perpustakaan.

Sebanyak 8 dari 10 orang Amerika usia 16-29 tahun setidaknya membaca 1 buku tahun ini. Lebih dari 6 dari 10 mengunjungi perpustakaan. Sebesar 75% dari mereka membaca buku cetak, 19% buku elektronik, dan 11% buku audio. Sementara yang melakukan riset di perpustakaan ada 46%, 38% meminjam buku di perpusatakaan, dan 23% meminjam koran, majalah, dan jurnal.

“Anak sekolah tingkat SMA usia 16-17 tahun ternyata lebih sering meminjam buku di perpustakaan ketimbang orang dewasa,” jelas Kathryn Zickuhr dari Pew. Di Amerika sendiri masih banyak perpustakaan yang belum menyediakan konten digital, walau sudah mulai mengimplementasikan katalog digital. Tapi ternyata masih banyak orang yang belum tahu bahwa ada perpustakaan yang dapat meminjamkan ebook. Sebagai contoh adalah perpustakaan umum di San Francisco yang sudah menyeakan ebook sejak 2009.

Riset yang dilakukan Pew Research Center for its Internet & American Life Project ini didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation. Ada 2986 orang usia 16-29 tahun yang menjadi partisipan, selama pertengahan November hingga akhir Desember 2011. Tujuan riset ini adalah mencari tahu mengenai pengaruh teknologi digital terhadap minat baca. 
 
[via Mashable]

Fakta SMS Saat Ini

Sudah banyak kasus orang mengalami kecelakaan gara-gara asyik dengan SMS saat berjalan. Di China, seorang gadis remaja jatuh tercebur lubang saluran air, akibat tenggelam dengan ponsel dan SMS-nya.Ada juga kasus seorang perempuan jatuh ke air terjun buatan di mall akibat melakukan hal serupa.

Untuk mencegah maraknya kecelakaan karena SMS sambil jalan, di New Jersey sampai diberlakukan denda sebesar 85 dolar bagi orang yang kedapatan sedang memainkan jari di keypad ponselnya saat berjalan kaki.

Tapi agaknya itu tidak bikin orang jera, lho. Sebuah survei yang dilakukan textPlus menyatakan bahwa sebesar 65% pengguna ponsel mengaku sering ber-SMS-ria ketika sedang berjalan kaki. Mereka yang berusia lebih muda ternyata lebih sering melakukannya. Sebesar 73% peserta survei usia 13-17 tahun ber-SMS saat berjalan kaki, sedangkan yang berusia 35-44 tahun hanya sekitar setengahnya saja.

Mengapa orang suka SMS-an saat berjalan kaki? Alasannya, mereka merasa pesan yang diterima sangat penting, dan tidak bisa menunggu untuk segera membaca atau membalasnya. Dan makin muda usia mereka, makin menganggap SMS adalah segalanya.

Apakah sedemikian penting, sampai mereka tidak mempedulikan keselamatan diri? Sebanyak 63% menyatakan bahwa mereka akan tetap aman, tergantung sedang di mana mereka berada.

Bagaimana dengan Anda? Masih suka SMS-an saat berjalan? Apakah kamu yakin tetap aman? Mengingat banyak kasus kecelakaan yang sudah ada, lebih baik menahan diri untuk menepikan diri dulu dan jangan berjalan ketika ada SMS masuk dan ingin segera membalasnya.

[via Mashable]

Etika Saat Menggunakan Gadget Mobile

Sadarkah Anda, smartphone, tablet, dan semua perangkat canggih yang ada kini membuat manusia menjadi antisosial, tak peduli sekitar? Ponsel adalah contoh paling nyata. Orang yang sudah asyik dengan ponselnya, cenderung tak peduli lagi dengan orang-orang di sekelilingnya.

Dalam jamuan makan, acara resmi, di keramaian, banyak orang lebih serius dengan ponselnya. Para user gadget canggih mulai melupakan etika yang sebenarnya memang ada. Akibatnya mereka akan mencelakakan dirinya sendiri, seperti kecelakaan akibat mengemudi sambil berponsel.

Ada beberapa aktivitas yang sebaiknya kita hindari saat sedang menggunakan ponsel atau gadget lain. Atau sebaliknya, jauhkan ponsel dari jangkauan ketika dalam kondsisi tertentu. Apa saja itu?

1. Sedang stress atau pikiran kacau

Dalam kondisi ini sebaiknya hindari ngetwit sesuatu atau posting di social media, maupun kirim SMS atau pesan teks ke orang lain. Sebab hanya akan membuat pesanmu jadi kacau, emosional, dan membuat pembacanya ikut terpancing emosi.

2. Sedang berjalan kaki

Sering jalan kaki sambil kirim SMS atau Twitteran? Mungkin asik. Hanya waspada saja kalau ada mobil atau motor mendadak menyerempetmu akibat kamu tidak sadar sudah berjalan di jalur yang salah. Atau bisa jadi tiba-tiba kamu terjatuh dalam lubang, terbentur pohon maupun tiang listrik.

3. Sedang di antrean

Antre memang menyebalkan. Biasanya orang akan berusaha asyik dengan gadgetnya untuk membunuh waktu. Hanya akan lebih menyebalkan lagi kalau antrean jadi terhenti akibat kamu tidak maju ke depan cuma karena keasyikan SMS-an.

4. Mengemudi

Kalau ini sudah tak perlu ditanya lagi alasannya. Kecelakaan karena asyik dengan ponsel saat mengemudi sudah banyak terjadi. Hindarilah memegang ponsel atau perangkat mobile lain selama mengemudi, demi keselamatan Anda dan orang lain.

5. Terlibat diskusi serius
Sedang meeting atau diskusi dengan atasan, orang tua, teman, guru, atau siapapun itu, tapi kamu justru lebih serius menatap layar ponsel. Rasanya menyebalkan sekali. Coba lupakan sejenal ponsel atau gadget canggihmu itu sejenak agar konsentrasimu tidak terbagi.

[via CNN]

Survei: Perlunya Edukasi tentang Privasi Online di Sekolah

Layanan jejaring sosial kian menjamur. Di lain sisi, remaja terlalu banyak mengumbar data pribadinya secara online, sementara layanan jejaring sosial dinilai belum mampu melindungi privasi mereka.

Demikian hasil survey online yang dirilis Common Sense Media, dengan melibatkan 2.100 orang dewasa antara 13 – 16 Agustus serta 401 orang remaja berusia 15 – 18 tahun antara 18 – 20 Agustus lalu.

Dari survey terungkap bahwa 92 persen orangtua berpendapat bahwa anak mereka terlalu banyak mengumbar informasi pribadi di internet. Tiga dari empat orangtua menilai bahwa layanan jejaring sosial belum mampu melindungi privasi anak. Mayoritas orangtua merasa bahwa mesin pencari dan jejaring sosial tidak perlu men-share lokasi fisik seorang anak kecuali jika orangtuanya sudah menyetujuinya.

Hanya setengah dari orangtua yang disurvei mengaku bahwa mereka membaca “term of service” sebuah website, meskipun sebagian besar mengaku akan membacanya jika tulisannya lebih pendek dan jelas. Dan 69 persen orangtua menilai bahwa privasi online seharusnya menjadi tanggung jawab bersama baik individu maupun perusahaan online.

Dari sisi anak, 79 persen remaja menilai bahwa teman-teman mereka terlalu banyak membagi info pribadi di Web. Sebanyak 58 persen remaja takut kalau mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan atau masuk ke sekolah favorit mereka jika mengumbar informasi pribadi terlalu banyak di internet. Sekitar 70 persen remaja mengaku proaktif melindungi privasi online mereka dengan memanfaatkan pengaturan privasi.

Sebagai solusinya, berdasarkan hasil survey, 60 persen mengatakan pemerintah perlu memperbarui undang-undang privasi online untuk anak-anak dan remaja. Hampir 90 persen menyatakan akan mendukung undang-undang yang mengharuskan perusahaan-perusahaan online harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu sebelum menggunakan informasi pribadi anak untuk tujuan pemasaran.

Selain itu, para orangtua menganggap perlunya edukasi tentang privasi online. Hasil survey mengatakan 70 persen orangtua berharap agar sekolah dapat mengajarkan muridnya tentang pentingnya menjaga privasi online.

Berikut ini beberapa saran untuk orang tua terkait menjaga privasi anak, antara lain:
1. Pastikan anak selalu menggunakan pengaturan privasi sehingga mereka tidak mudah dicari di Facebook dan jejaring sosial lainnya.
2. Beritahu anak agar tidak mengumbar lokasi tempat tinggal mereka di situs-situs seperti Foursquare, karena ini bisa mengekspos anak untuk dieksploitasi orang asing.
3. Ingatkan anak untuk tidak sembarangan mengisi kuesioner, mengikuti kontes online, mengisi form dengan iming-iming hadiah gratis. Sebab, meski tidak semuanya, teknik ini banyak dipakai semata-mata untuk mengambil informasi pribadi untuk alasan pemasaran.
4. Selalu review tawaran, form, dan halaman login apapun yang mengharuskan anak menginputkan informasi pribadi.

[via CNN]

Terlalu Eksis di Facebook Bisa Berdampak Stres

 Memiliki teman yang banyak di Facebook tidak selamanya menguntungkan bagi si pemilik akun. Hati-hati!! Karena sebuah studi menemukan bahwa seseorang yang populer di Facebook malah rentan merasakan stres dibanding mereka yang tidak terlalu tenar. Mengapa demikian?

Sebuah tim di Edinburgh Napier University mengumpulkan hasil survey online dari 175 pelajar mengenai perasaan mereka terkait penggunaan Facebook. Dari responden yang diteliti, tiga perempatnya adalah wanita.

Survey tersebut menghasilkan data bahwa mereka yang eksis di Facebook alias memiliki teman terbanyak dan menghabiskan waktu paling lama di Facebook, adalah mereka yang paling dekat dengan kata stres. Gambaran berikut mungkin menjelaskan alasan kenapa demikian.

Dikatakan oleh ketua tim Dr. Kathy Charles, penggunaan Facebook bagaikan saluran berita mini tentang diri penggunanya sendiri. Semakin banyak orang maka kamu semakin merasa bahwa di luar sana ada pemirsa. Kamu seolah-olah menjadi artis dan semakin besar pemirsamu maka tekanan untuk menghasilkan sesuatu tentang dirimu sendiri akan makin kuat.

Sebanyak 12% dari responden mengatakan mereka merasa gelisah. Responden-responden tersebut memiliki rata-rata 117 teman, sedang responden sisanya hanya memiliki rata-rata 75 teman. Kegelisahan juga muncul saat mereka ingin berhenti dari Facebook karena adanya ketakutan akan kehilangan informasi sosial atau takut dibilang menyinggung temannya. Seperti gambling, Facebook ‘membelenggu’ penggunanya dalam neurotic limbo, tidak tahu menahu apakah mereka berada di sana hanya sekedar untuk tidak ketinggalan sesuatu yang bagus.

Meski begitu, hasil studi di atas diragukan oleh sejumlah ahli. Eleanor Barlow, seorang pakar cyberpsychology di IBM mengatakan temuan tersebut memang menarik namun tidak seharusnya diimplikasikan ke populasi Facebook yang lebih luas. Hal ini dikarenakan para pelajar memakai Facebook dengan cara yang berbeda-beda.

[via Telegraph]

Fakta Unik Tentang Facebook

Dengan lebih dari 600 juta pengguna aktif Facebook, banyak sekali studi yang dilakukan oleh berbagai pihak berkaitan dengan penggunaan situs jejaring populer tersebut. Studi-studi ini membuat kita mengenal lebih dalam tentang bagaimana orang ‘memperlakukan’ Facebooknya dan bagaimana ia berdampak pada hubungan yang mereka jalin di kehidupan nyata. Ini dia contohnya.. :)

1. Facebook mengkonfirmasikan bahwa konten berbau seks ‘menjual’ di Facebook. Dari bulan Februari hingga Mei 2010, ahli media sosial Dan Zarrella memproses 12.000 link yang mengarah ke situs berita dan blog. Ia ternyata menemukan bahwa link tentang seks banyak di-share di Facebook, yakni sebesar 90% dibandingkan subjek-subjek lain.

2. Mereka yang berpacaran di Facebook, lebih bahagia dibandingkan yang single. Pada bulan Februari tahun lalu, Facebook pernah membandingkan status hubungan user dengan kebahagiaan mereka, dilihat dari konten positif dan negatif di update-an Facebook mereka. Hasilnya, mereka yang sedang menjalin hubungan cinta, diketahui lebih bahagia dibanding yang single. Begitu juga dengan yang menikah atau bertunangan, terlihat lebih senang dibanding dengan yang jomblo.

3. Sebanyak 21% user putus via Facebook. Survey di bulan Juni 2010 yang meneliti sebanyak 1.000 pengguna Facebook, menemukan bahwa 25% dari mereka telah diputuskan via Facebook. 21% yang disurvey mengatakan bahwa mereka lebih senang mengakhiri hubungan asmara dengan mengubah relationship status menjadi ‘single’. Studi tersebut juga menguak fakta bahwa 9% wanitalah yang berinisiatif mengakhiri hubungan melalui Facebook, sedang pria prosentasenya lebih banyak yakni 24%.

4. Sekitar 85% wanita merasa terganggu dengan teman-teman Facebooknya. Dari gangguan yang mereka rasakan, aksi mengeluh setiap saat yang dilakukan teman-teman mereka di Facebook menjadi hal yang paling menyebalkan (63%). Facebooker lain mengatakan, berbagi sudut pandang mengenai politik  juga dirasa menggangu (42%) dan membual mengenai kehidupan yang seolah-olah sempurna juga membuat mereka tidak nyaman (32%).

5. Sebanyak 48% orang mengaku terlalu sering ‘mengintip’ profile mantannya. Sebanyak 48% responden yang disurvey pada bulan Januari oleh YouTango mengaku bahwa mereka terlalu sering mengintio Facebook dan situs jejaring sosial lainnya milik si mantan. 

Apakah termasuk Anda? :)
 
[via CNN]

79% User Tak Bisa ‘Lepas’ dari Facebook

Seberapa tergantungkah Anda dengan Facebook? Berapa lama Anda bisa ‘bertahan’ untuk tidak berinteraksi dengan Facebook?

Coed magazine, College Candy dan Busted Coverage menggelar sebuah studi terhadap 2.500 orang. Hasilnya, 79 persen responden ternyata tidak bisa jauh-jauh dari Facebook. Mereka tidak bisa seharian tidak memakai Facebook baik lewat komputer atau perangkat mobile.

Hampir 50 persen responden mengaku cemas dengan ketergantungan mereka terhadap layanan jejaring sosial tersebut, baik hanya sekedar mengecek berita dan mendapatkan update tentang teman-teman mereka.

Temuan lain dari studi ini adalah, lebih dari 40 persen responden mengaku mengecek Facebook sebelum menyikat gigi (setelah bangun tidur) di pagi hari.

Terkait dengan sifat adiktif dari layanan tersebut, 20 persen responden yang menghapus profil Facebook mereka karena frustrasi ujung-ujungnya membuat profil Facebook yang baru. Namun, 70 persen responden menyatakan akan menghapus profil Facebook mereka secara permanen jika Facebook sudah menjadi layanan berbayar.

Lalu, sebanyak 92 persen mengaku kalau update status Facebook cukup mengganggu. Update status yang dianggap paling menjengkelkan termasuk lirik lagu, update status dan update fan page. Update status politik juga diklaim cukup mengganggu, disusul dengan update foto bayi yang diposting oleh teman-teman mereka dan update lokasi check-in Facebook.

65 persen responden merasa malu jika orang lain bisa melihat siapa saja teman yang paling sering mereka cek. Hanya 6 persen yang mengaku putus dengan pasangan via Facebook. Dan lebih dari 66 persen mengatakan mereka tidak menilai orang lain berdasarkan seberapa banyak jumlah teman yang mereka miliki di Facebook.

Bagaimana Social Media Membantu Tunawisma



Orang-orang simpati pada media sosial, tetapi penggunaan tunawisma Facebook, Twitter dan bahkan email untuk mempertahankan hidup hemat koneksi.

Jutaan beralih ke Facebook untuk mengirim kesal hari mereka dan kekacauan dalam hubungan pribadi mereka. Sebagai imbalannya, mereka mendapatkan dukungan dan saran dari teman-teman dan orang lain yang bisa berhubungan. Tetapi untuk para tunawisma, ponsel sederhana dapat menjadi link penting untuk mendukung peluang kelompok, pekerjaan dan perumahan, dan merupakan cara untuk membangun sebuah komunitas keluar dari isolasi, merusak dan putus asa yang menyertai tunawisma.
 

Mengapa Koneksi Handphone? 

Seorang tunawisma dan smartphone mungkin tampak kombinasi tidak mungkin, tetapi perangkat mobile jauh dari menjadi alat untuk rekreasi atau simbol status. Akses mobile dapat memungkinkan mereka untuk keluar dari bayang-bayang, menarik perhatian pada penderitaan mereka dan mengamankan jasa yang berharga.Ketika datang untuk membuat pilihan-pilihan ekonomi yang sulit, ponsel adalah perlindungan terakhir, mungkin karena ponsel relatif mudah untuk mendapatkan, terutama bila dibandingkan dengan rumah, darat, mobil atau pekerjaan. Dan koneksi diaktifkan oleh perangkat mobile sementara mereka bekerja untuk membangun kembali. 

Sebuah ponsel menawarkan cara murah untuk berkomunikasi, dan bahkan akses internet sangat dasar dapat menghubungkan mereka ke banyak informasi dan sumber daya. Pada skala yang lebih besar, perangkat mobile merupakan menambatkan antara orang tunawisma dan kain yang lebih besar dari masyarakat, menjaga mereka dari jatuh ke dalam pucat dan sepenuhnya dalam margin.The University of Dayton Art Jipson mendokumentasikan bagaimana para tunawisma yang beralih ke media sosial dan menemukan kesetaraan, martabat dan cara untuk memperbaiki situasi mereka.Jipson menemukan media sosial dapat menjadi tempat bagi orang-orang tunawisma untuk berinteraksi tanpa dihakimi. Sebagai salah satu orang mengatakan, "Tak seorang pun di internet 'peduli jika saya tidak mendapatkan mandi kemarin atau beberapa bau." 

Temuan profesor sosiologi associate menambahkan dimensi baru dengan persepsi umum dari situs media sosial seperti Facebook. 

"Orang berpikir Facebook sebagai entitas miliar dolar dengan penawaran saham yang menjual sekumpulan iklan," kata Jipson. "Tapi, di Facebook, para saudara-saudara kita," memiliki akses yang sama ke semua persembahan Facebook dan membangun rasa memiliki yang didasarkan pada lebih dari harta. " 

Penggunaan media banyak tunawisma sosial untuk membangun jaringan pendukung, memecahkan masalah praktis seperti mana untuk mencari makan mereka berikutnya, di mana untuk menemukan tempat-tempat yang aman dan hangat untuk tidur dan di mana untuk menemukan berbagai pelayanan sosial. 

Manfaat memperpanjang untuk remaja tunawisma menavigasi jalan-jalan yang berbahaya untuk kelangsungan hidup. USC School of Social Work studi mengungkapkan 62 persen remaja tunawisma memiliki ponsel dan menempatkan premi pada membayar data plan untuk tetap berhubungan dengan orang lain, potensial dan menyambung ke penyedia layanan penampungan, makanan dan lainnya. 

Tunawisma remaja sering memiliki keuntungan lebih dari rekan-rekan yang lebih tua, karena mereka memiliki mental yang lebih sedikit dan masalah penyalahgunaan zat untuk bersaing dengan mereka berjuang untuk mendapatkan jalanan. Namun, ponsel menawarkan orang-orang dari segala usia tali penyelamat berharga untuk kesempatan, menyarankan cara baru teknologi mobile dapat memaksimalkan kemampuan mereka untuk memperluas jaring pengaman.

Mengapa Media Sosial Uniknya Diposisikan untuk Membantu 

Para tunawisma mengerti, dengan cara orang-orang biasa mungkin mengambil untuk diberikan, kekuatan besar dari ponsel. Secara bergiliran navigasi dan program film streaming dimana saja adalah kenyamanan bagi kebanyakan pengguna smartphone, namun kemampuan lain perangkat 'dan fungsi yang paling dasar dapat melunakkan pukulan belajar Anda akan menjadi tunawisma dalam beberapa minggu, atau perlu menemukan cara untuk mengamankan makanan untuk hari. 

Blogger tunawisma, misalnya, merupakan anugerah bagi mereka yang menemukan diri mereka dalam situasi yang sama. Mereka di tepi jurang yang semakin menjangkau di Twitter, menggunakan tunawisma terkait hashtags atau topik. Salah satu nama yang sering muncul adalah Mark Horvath, yang pergi dengan menangani Twitter @hardlynormal. Dedikasi untuk menyediakan forum bagi tunawisma untuk berbagi sumber daya, saran dan tips lain memberikan jalan yang sangat dibutuhkan untuk menavigasi baru mereka, dunia menakutkan. 

Prajurit sosial media seperti Horvath, yang menggambarkan dirinya di Twitter dengan 16.000 pengikutnya sebagai "hanya seorang pria tidak biasa berusaha untuk menavigasi melalui dunia yang abnormal dengan membantu orang lain," sering terinspirasi dalam misi mereka sebagai hasil dari keturunan mereka sendiri menjadi tunawisma. 

Tweets Horvath mendorong ("Ini akan menjadi minggu yang besar Percaya."), Memberikan motivasi lucu ("Ada garis tipis antara memancing dan hanya berdiri di pantai seperti idiot") dan advokat ("Aku berdoa untuk hari Suara tunawisma kita sebagai konsumen pada media sosial menjadi terlalu keras itu menutup layanan buruk sehingga sumber daya dapat pergi ke yang baik. ") 

Chicago Ann Marie Walsh yang melakukan hal yang sama di Chicago. Walsh didirikan nya @padschicago akun Twitter setelah menemukan dirinya tinggal di tanah kosong, dan tweets ke 5.600 pengikut nya tentang pekerjaan, penjangkauan informasi dan bahkan hal-hal pribadi seperti mengirim ucapan selamat ulang tahun."Saya mencintai semua tweeps kamu. Kamu membantu menjaga waras. Aku sudah banyak emosi #PTSD akhir-akhir & posting mereka membantu mengalihkan perhatian saya. Kamu semua mengirimkan cinta" tweeted Walsh baru-baru ini. 

Horvath adalah menggandakan usahanya, bergerak di luar akun Twitter-nya untuk mendirikan WeAreVisible.com, tempat bagi mereka yang baru tunawisma dan teknologi mobile untuk mendirikan sebuah kehadiran online. Situs ini berjalan pemula melalui proses menciptakan sebuah halaman Facebook, akun Twitter, alamat Gmail dan bahkan memberikan nasihat tentang blogging.Situs ini juga memberikan sedikit saran etiket, mengatakan, "Ingat, media sosial adalah percakapan jadi penting untuk mendengarkan. Jadilah diri sendiri dan menjadi nyata, tetap positif dan menghormati setiap orang, dan bersenang-senang. "

Bagian dari Solusi Masa Depan?
 

Menyediakan orang tunawisma dengan sumber daya yang paling berpengaruh dan efektif, kontak, dan kesempatan bisa membantu metode tradisional penjangkauan, membuat mereka lebih efektif dan terjangkau.

Di jalan, tren bisa mengubah pelayanan kepada penduduk tertekan, menciptakan "manajemen kasus virtual," sistem atau platform baru untuk berinteraksi. Alat-alat online bisa meredakan bagaimana para pekerja dan orang-orang yang membutuhkan layanan berkomunikasi dengan menghilangkan tantangan tatap muka pertemuan atau tidak terjawab komunikasi tertulis. Juga, ledakan email mungkin terbukti lebih efektif dalam mendapatkan kata keluar tentang sumber daya yang tersedia dan seminar.

Sebagai anggaran negara yang dibebani melebihi kapasitas dan lingkungan dan pusat layanan satelit dekat, ponsel dapat membuka sambungan baru penjangkauan. Perangkat mobile melampaui ponsel, seperti iPod Touch, memungkinkan populasi tunawisma untuk tinggal di kontak konstan dengan penyedia layanan sosial, merampingkan proses bagi kedua belah pihak.

Pengalihan digital bentuk, permintaan, buletin-papan, aturan, dan komunikasi lainnya bisa menyimpan jam kerja keras dan memotong banyak birokrasi, sementara pada saat yang sama membantu masyarakat tunawisma kolam bersama-sama untuk bergerak di luar situasi mereka saat ini.

[via Mashable]

Windows 8 Bisa Diunduh di Situs Ini

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro menunjukkan perangkat tablet PC yang dilengkapi sistem operasi Windows 8 saat peluncuran sistem tersebut di Singapura, Kamis (25/10/2012) siang.


Sistem operasi terbaru dari Microsoft, yakni Windows 8, kini sudah dapat dinikmati secara resmi. Pengguna dapat mengunduhnya langsung dari internet.

Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro mengatakan, sistem operasi (OS) tersebut dapat diperoleh melalui situs web www.windowsupgradeoffer.com.

Tawaran download dibuka bersamaan dengan peluncuran Windows 8 yang dilakukan secara serentak pada Jumat (26/10/2012). Khusus di Asia, pengumuman peluncuran Windows 8 ini dilakukan di Singapura, Kamis (25/10/2012).

Andreas mengatakan, instalasi Windows 8 ini dapat dilakukan dengan cara bermigrasi dari OS versi sebelumnya ataupun instalasi tunggal dari perangkat non-OS. Migrasi OS yang dibeli sebelum Juni 2012 dikenai harga 39,99 dollar AS. Ini berlaku untuk migrasi dari semua versi Windows sebelumnya menjadi Windows 8 Pro.

Adapun migrasi untuk OS yang dibeli mulai Juli 2012 dikenai harga 15 dollar AS. Tawaran ini berlaku hingga 31 Januari 2013.

"Untuk Windows 8 Pro versi retail, yang dilengkapi DVD dan petunjuknya, dijual dengan harga 69,99 dollar AS," kata Andreas.

Sistem operasi Windows 8, yang dibuat untuk komputer desktop dan tablet PC, terdiri dari tiga varian, yakni Windows 8, Windows 8 Pro, dan Windows RT.

Windows 8 dan Windows 8 Pro tidak dilengkapi dengan aplikasi Microsoft Office dan ditujukan untuk perangkat dengan prosesor berarsitektur x86 dan x64. Adapun Windows RT sudah dilengkapi dengan aplikasi Microsoft Office (Word, Excel, PowerPoint, dan OneNote, tanpa Outlook) dan sudah dibundel (pre-installed) bersama komputer atau tablet berarsitektur prosesor ARM.

Sementara itu, Andreas juga menyatakan bahwa Microsoft akan menghentikan dukungan dan pembaruan terhadap Windows XP pada April 2014. Situs Wikipedia menyebutkan, OS yang telah berumur 11 tahun tersebut akan "dipensiunkan" pada 8 April 2014.

Menurut Andreas, hingga kini pengguna Windows XP masih cukup banyak. Dari 1,2 miliar pengguna Windows di dunia, sekitar 45 persen di antaranya masih menggunakan Windows XP. Microsoft menyediakan kesempatan upgrade kepada pengguna Windows versi XP, Vista, maupun Windows 7 ke versi Windows 8 Pro.

[via Kompas]

Bagaimana Media Sosial mengalihkan perhatian Anda di Tempat Kerja [Infographic]


Apakah social media sudah menghipnotis Anda? Tentu secara tidak Anda sadari. Dari sisi produktivitas kerja, banyak yang menuduh bahwa social media di tempat kerja hanya membuang-buang waktu saja, terutama ketika pekerjaan tidak ada hubungannya dengan social media.

Sebenarnya, seberapa parah kah Facebook dan Twitter menganggu waktu kerja manusia? NowSourcing mengkompilasi data dari berbagai sumber yang menghasilkan fakta-fakta menarik seputar seberapa banyak waktu terbuang akibat asyik dengan Facebook dan Twitter.

Ternyata, para karyawan secara tak sadar mengalami interupsi atau terhentinya aktivitas kerja akibat social media setiap 10,5 menit. Rata-rata mereka akan kembali bekerja semala 23 menit, untuk kemudian asyik kembali ber-Facebook atau ber-Twitter-ria.

Karyawan juga rata-rata mengalami 4 kali interupsi per jam untuk memeriksa social medianya. Lebih dari 40% karyawan mengaku mengalami gangguan mengerjakan tugas.

Sebanyak 45% pekerja merasa mereka harus melakukan banyak pekerjaan di waktu bersamaan. Padahal, pekerjaan yang dilakukan secara parallel membutuhkan waktu 30% lebih lama ketimbang yang dilakukan terpisah. Akibat dari interupsi pekerjaan ini, membuat Amerika harus menanggung biaya ekstra sebanyak 650 juta triliun dolar per tahun.

Rasanya tidak berlebihan juga, mengingat betapa tinggi trafik ke social media seperti Facebook dan Twitter. Bayangkan saja, ada 1 miliar posting per hari di Facebook. Para user Facebook rata-rata menghabiskan 405 menit untuk bergaul di sana setiap bulan.  Sementara ada  400 miliar twit terkirim di Twitter setiap harinya. Rata-rata setiap user Twitter menghabiskan waktu 89 menit per bulan untuk berkicau di aplikasi tersebut.

Bagaimana dengan Anda? Apakah cukup menghabiskan banyak waktu di social media sehingga banyak pekerjaan terlantar?

[via Mashable]

Orang yang Sering Melamun Tandanya Punya Otak Tajam

Setiap orang pasti pernah melamun dan berkhayal memikirkan masa depan atau sesuatu hal yang indah. Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang pikirannya sering melayang ternyata memiliki otak yang lebih tajam. Mengapa bisa begitu?

Studi terbaru menunjukkan bahwa orang yang sering melamun justru memiliki lebih banyak memori kerja di otak, yang memberinya kemampuan untuk dapat melakukan dua hal pada saat yang sama.

“Mereka yang memiliki kapasitas memori otak yang lebih tinggi melaporkan pikirannya lebih sering melayang (melamun) saat melakukan tugas-tugas sederhana, meskipun kinerja mereka tidak terganggu,” ujar Daniel Levinson, psikolog di University of Wisconsin-Madison, seperti dilansir Dailymail.

Dalam studi yang hasilnya sudah dipublikasikan dalam Psychological Science ini, peneliti meminta partisipan untuk menekan tombol saat merespons kata-kata yang muncul di layar komputer. Peneliti kemudian akan memeriksa secara berkala untuk menanyakan apakah pikiran partisipan sempat melayang alias melamun.

Pada akhir studi, peneliti mengukur kapasitas memori kerja partisipan serta juga memberikan skor untuk kemampuan mengingat serangkaian huruf diselingi dengan pertanyaan-pertanyaan matematika yang mudah.

Hasilnya, partisipan yang lebih banyak melamun justru yang kapasitas memori otaknya lebih tinggi.

Diperkirakan ini berkaitan dengan ruang kerja mental yang digunakan. Misalnya, ketika orang dapat menjumlahkan dua angka yang diucapkan tanpa perlu menuliskannya, tapi cukup dengan membayangkannya saja. Kapasitas ini telah dikaitkan dengan ukuran umum intelijen, seperti pemahaman membaca dan skor IQ.

Studi terbaru ini menggarisbawahi bagaimana memori kerja penting dalam memungkinkan otak untuk fokus pada masalah yang paling mendesak.

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.