Tracking atau
memata-matai kegiatan pengguna internet selama menggunakan internet
bukanlah topik baru lagi. Banyak pengguna internet mengetahui bahwa
kegiatan mereka terus diperhatikan oleh perusahaan-perusahaan besar
melalui internet. Namun pertanyaannya, bagaimana cara perusahaan
tersebut melakukan tracking terhadap pengguna internet?
Sebuah infografis dari Venture Beat menjelaskan cara-cara yan
ditempuh oleh beberapa perusahaan besar untuk tracking pengguna.
Beberapa cara umum yang dipakai untuk melakukan trackin adalah Cookies,
Double Click dan Adsense, Profil Pengguna, Pihak Ketiga (misalnya
perusahaan periklanan), Device Tracking Technology, Software Pengenalan
Wajah, dan Permintaan Pencarian (misalnya kata kunci yang dipakai dalam
pencarian).
Melalui beberapa cara tersebut perusahaan seperti Google, Apple,
Facebook, Yahoo dan Amazon bisa mengoleksi beberapa informasi mengenai
pengguna internet. Informasi tersebut adalah iklan yang diklik, browser
yang digunakan, informasi spesifik mengenai device yang digunakan,
alamat email, scan wajah pengguna, alamat IP, ISP yang digunakan, lokasi
pengguna, judul iklan, sistem operasi device yang digunakan, nomor
telepon, informasi profil pengguna, permintaan pencarian, data pihak
ketiga yang terhubung dengan pengguna, serta waktu dan tanggal.
Google, Yahoo, dan Amazon menggunakan enam metode untuk melakukan
tracking pengguna yaitu Cookies, Doble Click dan Adsense, Profil
Pengguna, Pihak Ketiga (misalnya perusahaan periklanan), Device Tracking Technology,
dan Permintaan Pencarian. Sementara Facebook dan Apple menggunakan
semua cara untuk melakukan tracking pengguna, yaitu Cookies, Doble Click
dan Adsense, Profil Pengguna, Pihak Ketiga (misalnya perusahaan
periklanan), Device Tracking Technology, Software Pengenalan Wajah, dan
Permintaan Pencarian.
Perlu diingat perusahaan besar tersebut tidak memaksa pengguna
menyerahkan data mereka, namun lebih kepada pengguna banyak secara
sukarela memberikan data mereka dalam rangka memperoleh layanan dari
perusahaan tersebut. Lagi pula hampir tidak ada pengguna yang membaca
kebijakan privacy policy yang dicantumkan perusahaan di setiap
layanannya karena sangat panjang dan belum tentu semua dimengerti
pengguna.
0 komentar:
Posting Komentar